penjual disana adalah para petani yang membuka lapak
sendiri-sendiri untuk menjual hasil kebunnya yang tersisa (kebanyakan).
Dan kalau dilihat, tidak ada bedanya dengan pasar yang ada di Indonesia, kecuali satu perbedaannya yaitu tidak ada orang yang menjaga untuk lapaknya tersebut.
Dan kalau dilihat, tidak ada bedanya dengan pasar yang ada di Indonesia, kecuali satu perbedaannya yaitu tidak ada orang yang menjaga untuk lapaknya tersebut.
Jadi bagaimana transaksinya? mudah kok, mereka (si penjual)
telah mencantumkan harga di setiap barang dagangannya dan apabila ada pembeli
yang datang untuk membelinya, si pembeli cukup masukkan uang seharga barang
yang dibeli ke tempat yang telah disediakan.
Dan percaya atau tidak, boleh dibilang hampir tidak ada satupun petani yang rugi karena berdagang dengan cara sepeti ini. Atau dengan kata lain, semua pembeli selalu membayar apa yang mereka ambil.
Bisakah kita menerapkan kejujuran yang sama di negara/diri kita sendiri ? :)
Dan percaya atau tidak, boleh dibilang hampir tidak ada satupun petani yang rugi karena berdagang dengan cara sepeti ini. Atau dengan kata lain, semua pembeli selalu membayar apa yang mereka ambil.
artikel yang sangat menarik, terimakasih .
BalasHapus